SOKOGURU- Kabar baik datang bagi masyarakat Indonesia hari ini, Senin, 14 Juli 2025. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional resmi menggulirkan kembali program beras SPHP dan menyalurkan bantuan pangan beras secara serentak.
Langkah ini diambil untuk merespons tingginya harga beras hari ini di pasaran yang sudah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) dalam beberapa pekan terakhir.
Program ini bukan hanya bentuk kepedulian, tetapi juga strategi konkret untuk menjaga stabilitas harga dan menjamin pasokan beras nasional tetap aman.
Dua instrumen utama yang digunakan adalah penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) serta penyaluran bantuan pangan beras kepada jutaan penerima manfaat di seluruh Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, penyaluran dimulai bersamaan hari ini dan akan berlangsung masif mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Papua, dengan sistem distribusi yang melibatkan pasar tradisional, Gerakan Pangan Murah (GPM), dan outlet binaan pemerintah daerah seperti Koperasi Merah Putih dan Kios Pangan.
Harga Beras SPHP Terkini: Lebih Terjangkau di Tengah Kenaikan Pasar
Harga beras SPHP hari ini ditetapkan mulai dari Rp11.000 per kilogram, tergantung wilayah. Wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi mendapat harga paling rendah, yakni Rp11.000/kg di gudang Bulog.
Wilayah Sumatera lainnya, Kalimantan, dan NTT dikenai harga Rp11.300/kg, sedangkan wilayah Maluku dan Papua Rp11.600/kg.
Harga di tingkat masyarakat tetap mengikuti HET beras medium sesuai Peraturan Bapanas Nomor 5 Tahun 2024, yaitu:
- Rp12.500/kg untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi
- Rp13.100/kg untuk Sumatera lainnya, Kalimantan, dan NTT
- Rp13.500/kg untuk Maluku dan Papua
Biasanya, beras SPHP dikemas dalam kemasan 5 kg agar lebih mudah dijual dan dibeli oleh masyarakat.
Baca Juga:
Bantuan Beras 20 Kg Diluncurkan 14 Juli: Satu Keluarga Dapat Dua Karung
Selain SPHP, bantuan pangan beras juga mulai disalurkan hari ini, menyasar 18,2 juta keluarga penerima manfaat di seluruh Indonesia.
Setiap keluarga akan menerima 20 kilogram beras sebagai alokasi bantuan dua bulan sekaligus, yaitu untuk bulan Juni dan Juli.
Program ini dirancang sebagai pelindung ekonomi masyarakat berpendapatan rendah di tengah gejolak harga pangan nasional.
Peluncuran program dilakukan secara nasional hari ini, dan akan dikawal ketat oleh TNI, Polri, hingga Satgas Pangan Polri, guna memastikan tidak ada penyimpangan distribusi.
Pengawasan Ketat dan Target Penyaluran
Badan Pangan Nasional (NFA) menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan agar tidak terjadi praktik curang selama penyaluran.
Dengan sinergi lintas sektor, termasuk TNI dan Polri, outlet penjualan dan distribusi akan diawasi secara ketat.
Penyaluran beras SPHP ditargetkan berlangsung hingga Desember 2025 dengan total alokasi 1,318 juta ton, sementara hingga Juli ini, sudah terealisasi sebesar 181,2 ribu ton.
Sebagai dasar operasional, NFA telah menerbitkan dua surat penugasan resmi kepada Bulog:
- Nomor 170/TS.03.03/K/7/2025 untuk bantuan pangan beras
- Nomor 173/TS.02.02/K/7/2025 untuk penyaluran SPHP beras
Kehadiran kembali beras SPHP dan peluncuran bantuan beras 20 kg menjadi harapan baru bagi jutaan keluarga di Indonesia.
Baca Juga:
Pemerintah bergerak cepat untuk mengantisipasi dampak lonjakan harga beras, sekaligus mendorong terciptanya keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Dengan harga yang lebih terjangkau dan distribusi yang diperketat, masyarakat kini bisa bernapas lebih lega.
Yang terpenting, kualitas dan kuantitas beras dijamin sesuai standar agar program ini benar-benar tepat sasaran.(*)